Bata Ringan Vs Bata Merah: Mana yang Paling Bagus?

Dalam memilih material dinding untuk rumah atau bangunan lainnya merupakan hal yang penting Anda perhatikan. Dua jenis material yang sering dibandingkan adalah bata ringan dan bata merah. Kedua material ini memiliki keunggulan masing-masing, baik dari segi kekuatan, efisiensi waktu pengerjaan, hingga biaya yang diperlukan.

Artikel ini akan membahas tentang perbandingan dari bata ringan dan bata merah, serta mana yang lebih bagus untuk bagunan Anda.

Apa itu Bata Ringan 

Bata ringan dan bata merah
sumber: superiorprimasukses.com

Berkenalan dengan material yang sering orang sebut bata ringan. Bata ringan adalah material bangunan yang terbuat dari campuran pasir silika, semen, kapur, gypsum, air, dan bahan pengembang yang kemudian diproses dengan metode aerasi atau autoklaf.

Hasil akhir nya adalah bata dengan ukuran yang presisi dengan bobot yang jauh lebih ringan daripada bata konvensional, namun tetap memiliki kekuatan yang cukup untuk digunakan sebagai dinding struktural maupun non-struktural.

Baca Juga: Baja Ringan Vs Hollow: Mana yang Lebih Bagus?

Apa itu Bata Merah

bata ringan dan bata merah

Sedangkan bata merah adalah material bangunan tradisional yang telah digunakan sejak lama dalam konstruksi. Terbuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dikeringkan dan dibakar dalam suhu yang tinggi. Warna khas merah pada bata berasal dari kandungan mineral dalam tanah liat yang terbakar. 

Perbedaan Bata Ringan dan Bata Merah

Adapun dua material ini memiliki perbedaan karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya sendiri. Memahami perbedaan antara bata ringan dan bata merah sangat penting agar Anda dapat menentukan pilihan yang paling sesuai untuk kebutuhan bangunan Anda. 

Kandungan material dan karakteristik

pasir silika

Perbedaan pertama antara dua material ini terletak pada kandungan material atau komposisi serta karakteristiknya. Bata ringan terbuat dari campuran semen, pasir silika, kapur, gypsum, air, dan bahan pengembang yang telah melalui proses secara modern menggunakan teknologi aerasi atau autoklaf.

Sementara itu, bata merah terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar pada suhu tinggi, menjadikannya lebih padat dan berat. Dari segi karakteristik, bata ringan memiliki ukuran yang presisi, bobot lebih ringan, serta kemampuan insulasi panas dan suara yang baik.

Daya Tahan

Sedangkan dari segi daya tahannya, bata merah terkenal  memiliki kekuatan tekan yang sangat baik sehingga mampu bertahan dalam jangka waktu yang panjang bahkan pada kondisi cuaca yang ekstrim. Hal ini karena proses pembakaran pada suhu tinggi, sehingga bata menjadi padat dan tahan terhadap kelembaban dan hama.

Sedangkan bata ringan juga memiliki daya tahan yang cukup baik. Daya tahan yang baik terhadap api dan perubahan suhu, namun cenderung kurang tahan terhadap benturan fisik atau tekanan yang tinggi. 

Kemudahan pemasangan 

Dari sisi efisiensi pemasangannya, bata ringan lebih unggul daripada bata merah. Karena ukurannya yang lebih besar dan bobotnya lebih ringan membuat proses pemasangannya lebih cepat dan efisien. Selain itu, karena permukaannya yang rata dan presisi, memudahkan tukan dalam menyusun dan meratakan dinding.

Berbeda dengan bata ringan, bata merah memiliki ukuran yang lebih kecil dan bobot yang lebih berat, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dalam pemasangannya. Tukang juga harus lebih teliti dalam pemasangannya, hal ini karena ukurannya yang tidak terlalu presisi. 

Kemampuan thermal

Berbicara tentang kemampuan dalam daya tahan terhadap panas, bara ringan memiliki keunggulan yang cukup baik daripada bata merah. Struktur berpori pada bata ringan berfungsi sebagai insulasi alami yang membantu menghambat perpindahan panas dari luar ke dalam ruangan. Hal ini membuat suhu di dalam ruangan lebih stabil dan sejuk.

Sedangkan bata merah juga memiliki kemampuan thermal yang baik. Hal ini karena sifat tanah liat yang menyerap panas secara bertahap, namun tidak seefisien bata ringan. 

Kemampuan meredam suara

Dalam hal meredam suara dari luar, bata ringan memiliki keunggulan karena strukturnya yang berpori sehingga dapat menyerap gelombang suara dengan baik. Porositas ini membuat bata ringan mampu mengurangi pantulan dan transmisi suara antar ruangan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan nyaman.

Sementara bata merah juga memiliki kemampuan dalam meredam suara yang cukup baik. Hal ini karena sifat materialnya yang padat dan masif, namun tidak sebaik bata ringan dalam menyerap suara.

Harga

Sekarang kita masuk pada bagian yang menjadi fokus utama. Berbicara tentang harga, bata merah umumnya lebih murah daripada bata ringan per satuannya. Bata merah diproduksi secara lokal dan tersedia luas di pasaran, sehingga biaya pengadaannya relatif lebih rendah. 

Namun karena ukurannya yang kecil, pengerjaan dinding bisa menjadi lebih lama daripada bata ringan, sehingga perlu biaya yang lebih dalam upah tukang atau biaya pengerjaan. 

Sedangkan bata ringan memiliki harga yang lebih tinggi daripada bata merah karena proses produksi yang lebih modern dan kompleks. Namun karena ukurannya yang lebih panjang dan lebar daripada bata merah, bata ringan tidak terlalu memiliki perbandingan harga yang terlalu jauh dengan bata merah. 

Dampak Terhadap Lingkungan

Bata ringan cenderung lebih ramah lingkungan daripada bata merah, terutama dalam proses pembuatannya. Bata ringan produsen produksi menggunakan teknologi modern yang dapat mengontrol emisi dan limbah dengan lebih baik, serta menggunakan bahan-bahan seperti pasir silika dan kapur yang dapat diperoleh tanpa merusak lingkungan secara besar-besaran.

Sedangkan bata merah memiliki dampak lingkungan yang lebih tinggi. Proses pembuatannya memerlukan pembakaran tanah liat pada suhu yang tinggi, sehingga menggunakan kayu bakar atau batu bara sebagai sumber energi. Hal ini tidak hanya menyebabkan deforestasi, tetapi juga menghasilkan emisi karbon yang cukup besar.

Estimasi kasar untuk membuat dinding seluas 20 m² 

 

1) 🧱Bata Merah

Kebutuhan per m²:

± 60 buah bata

semen + pasir untuk spesi dan plesteran lebih banyak

📊 Estimasi biaya per m² bata merah:

  • Bata per m² = 60 buah × Rp 800 = Rp 48.000
  • Semen & pasir spesi + plesteran ± Rp 50.000
  • Upah tukang per m² ± Rp 70.000

→ Total per m² = ± Rp 168.000

📐 Total untuk 20 m²:

20 m² × 168.000 = Rp 3.360.000

 

🧱 2) Bata Ringan (Hebel)

Kebutuhan per m²:

± 8–9 buah hebel ukuran 60×20×7,5 cm

Lem perekat hemat, plester lebih tipis

📊 Estimasi biaya per m² hebel:

  •  Bata ringan per m² = 8 buah × Rp 9.000 = Rp 72.000
  • Perekat hebel ± Rp 15.000
  • Plester tipis (acian lebih cepat) ± Rp 25.000
  • Upah tukang per m² ± Rp 60.000

→ Total per m² = ± Rp 172.000

📐 Total untuk 20 m²:

20 m² × 172.000 = Rp 3.440.000

 

🎯 Perbandingan Total untuk 20 m²:

Material Estimasi Total

Bata merah ± Rp 3.360.000

Bata ringan ± Rp 3.440.000

Mana yang Lebih Bagus, Bata Ringan atau Bata Merah?

Lalu mana yang lebih  bagus antara bata ringan atau bata merah untuk bangunan?. Hal ini sebenarnya sangat bergantung pada kebutuhan dan prioritas dalam proyek pembangunan Anda. 

Jika Anda mengutamakan efisiensi waktu pengerjaan, kemudahan pemasangan, bobot ringan, serta kenyamanan termal dan akustik, maka bata ringan bisa menjadi pilihan yang lebih unggul. Namun, jika Anda mencari material dengan kekuatan tekan tinggi, harga lebih terjangkau, serta ketersediaan luas di pasaran, maka bata merah tetap menjadi opsi yang paling tepat.

Scroll to Top